N ama
: Antonius Ricky Prasetyo Dwi Nugroho
Kelas
: 4TA04
Npm
: 10315903
TUGAS FORENSIK DAN BANGUNAN
Kerusakan Konstruksi Pada Rukan Cendrawasih,
Samarinda
1. Kegagalan konstruksi pada Rukan
Cendrawasih, Samarinda (2014)
Bangunan rumah kantor
(Rukan) tiga lantai yang terletak di kompleks Cendrawasih Permai, Jl. Ahmad
Yani, Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda Kalimantan Timur runtuh pada
tanggal 3 Juni 2014 saat masih dalam proses pengerjaan yang menyebabkan 12
pekerjanya tewas. Bangunan ini memiliki lebar 25 m dan panjang 100 m dengan
biaya konstruksi senilai kurang lebih 15 Milyar rupiah.
Padahal, sudah terdapat undang-undang yang mengatur tentang kegagalan konstruksi yang terjadi di Indonesia. UU tersebut adalah UU RI No.18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. Pada bab IV memuat tentang kegagalan konstruksi, bunyi pasal 25. pada ayat 1, Pengguna jasa konstruksi dan penyedia jasa wajib bertanggung jawab atas kegagalan bangunan. Ayat.2, Kegagalan bangunan yang menjadi tanggung jawab penyedia jasa sebagaimana yang dimaksud pada ayat.1 ditentukan terhitung sejak penyerahan akhir pekerjaan konstruksi dan paling lama 10 (sepuluh) tahun. Ayat.3, Kegagalan bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat.2 ditetapkan oleh pihak ketiga selaku penilai ahli.
Dalam kasus ini juga dapat dimasukkan ke dalam Pasal 26, ayat.1, Jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan karena kesalahan perencana atau pengawas konstruksi, dan hal tersebut terbukti menimbulkan kerugian bagi pihak lain, maka perencana atau pengawas konstruksi wajib bertanggung jawab sesuai dengan bidang profesi dan dikenakan ganti rugi. Ayat.2, Jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan karena kesalahan pelaksana konstruksi, dan hal tersebut terbukti menimbulkan kerugian bagi pihak lain, maka pelaksana konstruksi wajib bertanggung jawab sesuai dengan bidang usaha dan dikenakan ganti rugi..
Padahal, sudah terdapat undang-undang yang mengatur tentang kegagalan konstruksi yang terjadi di Indonesia. UU tersebut adalah UU RI No.18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. Pada bab IV memuat tentang kegagalan konstruksi, bunyi pasal 25. pada ayat 1, Pengguna jasa konstruksi dan penyedia jasa wajib bertanggung jawab atas kegagalan bangunan. Ayat.2, Kegagalan bangunan yang menjadi tanggung jawab penyedia jasa sebagaimana yang dimaksud pada ayat.1 ditentukan terhitung sejak penyerahan akhir pekerjaan konstruksi dan paling lama 10 (sepuluh) tahun. Ayat.3, Kegagalan bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat.2 ditetapkan oleh pihak ketiga selaku penilai ahli.
Dalam kasus ini juga dapat dimasukkan ke dalam Pasal 26, ayat.1, Jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan karena kesalahan perencana atau pengawas konstruksi, dan hal tersebut terbukti menimbulkan kerugian bagi pihak lain, maka perencana atau pengawas konstruksi wajib bertanggung jawab sesuai dengan bidang profesi dan dikenakan ganti rugi. Ayat.2, Jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan karena kesalahan pelaksana konstruksi, dan hal tersebut terbukti menimbulkan kerugian bagi pihak lain, maka pelaksana konstruksi wajib bertanggung jawab sesuai dengan bidang usaha dan dikenakan ganti rugi..
2.Inventaris kerusakan pada
bangunan konstruksi
Hal yang mempengaruhi
robohnya bangunan ini ialah kegagalan Struktur Utama. Struktur utama yang
dimaksud adalah balok- kolom. Hal ini didasarkan fakta bahwa pekerja sempat
diminta untuk mengecek kolom yang retak di lantai 2. Meskipun tidak ada data
detail mengenai dimensi dan lokasi keretakan akan tetapi hal ini seharusnya
telah menjadi indikasi awal bahwa ada masalah dengan struktur yang sedang
dibangun. Kegagalan kolom ini sendiri diduga karena adanya deviasi antara
perencanaan dan pelaksanaan dimana kontraktor mengurangi dimensi kolom dan
jumlah tulangan yang dipakai.
Kerusakan pada bangunan konstruksi :
1.Kolom
2.Balok
3.Kuda-kuda atap
4.Rangka Atap
5.Peralatan Kantor
6.Perancah
7.Kaca dan Lantai
8.Lampu dan Hiasan
Gambar keruntuhan
bangunan Perancah
dolken patah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar